Decentralized Web: Alternatif Melawan Pembungkaman di Ekosistem Internet Terpusat
Usai menerbitkan laporan “Tiga Anak Saya Diperkosa”, website @projectm_org sempat tdk dpt diakses & lumpuh akibat DDoS. Kira-kira, apa & kenapa sih penyensoran, pemberangusan dan pengawasan sering terjadi dalam ekosistem internet kita? #PercumaLaporPolisi Sebelum menjawab dua pertanyaan tadi, alangkah baiknya kita bedah persoalannya lebih dulu supaya arah pembicaraan ga melebar kemana-mana. Pertama, bagaimana jalannya ekosistem internet saat ini? Lalu, problem apa yg muncul dalam model ekosistem internet sekarang? FYI ya guys, sistem internet yang kita gunakan selama ini, merupakan jaringan internet yang terpusat dalam sebuah server. Informasi dan konten yang telah kita input ke google, facebook dll sebetulnya disimpan dalam sebuah jaringan server terpusat ini.
Apabila kita mengakses sesuatu di internet, misalnya web, sebetulnya kita ‘meminta’ jaringan server terpusat untuk mengirimkan info atau konten tsb ke device kita. Masalahnya, konten yg disimpan dlm server tsb rentan hilang dan tak dapat diakses akibat peretasan, pemblokiran & bencana alam. Karena jaringan server yang terpusat inilah, maka DDoS jadi teknik yang cukup ampuh untuk mengganggu lalu lintas server. Sebagai contohnya, pada 2015 semua layanan kantor berita BBC lumpuh akibat serangan DDoS. Kok bisa?
DDoS (Distributed Denial of Service) akan membuat lalu lintas server berjalan dengan beban berat hingga tak bisa menampung koneksi dari user lain (overload). Jika terkena, biasanya Bandwith akan mengalami lalu lintas padat secara drastis baik download maupun upload. Akibatnya load CPU menjadi sangat tinggi padahal tak ada proses eksekusi. Dampaknya tak main-main, situs web tidak bisa diakses bahkan mati total.
Bentuk serangan tersebut memang sangat rentan terjadi dalam jaringan server terpusat. Sehingga ekosistem internet yang kita gunakan selama ini tak pernah benar-benar aman & rentan terhadap pengawasan & penyensoran (utamanya dilakukan oleh negara/pemilik kekuasaan paling tinggi).
Kalo dipikir-pikir ekosistem internet kita surem juga, ya? Seolah semua jadi serba gak aman. Tapi inget; di mana ada kesulitan, di situ selalu ada jalan. Untuk menghindari resiko-resiko tadi, sistem website yang terdesentralisasi dapat dijadikan pilihan lain. Apalagi jika teman-teman memiliki fokus mengkampanyekan isu-isu yang “sensitif” dan memiliki peluang tinggi dibungkam seperti yg terjadi pada web @projectm_org Ia adalah decentralized web. Apa tuuuuhhhh?? Decentralized web adalah website dengan konsep penyimpanan data terdistribusi yg kendalinya tidak terpaku pada satu entitas saja.
Ketika server terganggu akibat pemblokiran, peretasan atau bahkan bencana alam, kita masih bisa mengakses konten kita karena tersimpan di banyak server. Konsep Decentralized mungkin sudah cukup familiar belakangan ini dengan munculnya crypto currency, blockchain dan NFT sebagai produk dari konsep ini. Telah muncul beragam teknologi yang bisa digunakan untuk menerapkan konsep decentralized web di antaranya adalah IPFS. Apa itu ipfs? ipfs merupakan sistem penyimpanan yang terdistribusi.
Itu tadi sekilas mengenai Decentralized Web. Nah, menurut kalian apakah Desentralized Web sudah cocok menjadi alternatif melawan pembungkaman di ekosistem internet terpusat?
Belakangan ini, topik seputar NFT lagi hype banget dan marak diperbincangkan. Terutama di kalangan para pekerja kreatif. NFT digadang-gadang jadi alternatif baru yang cukup menjanjikan.