Image

Pesan Solidaritas dari Tungku Smelter Nikel

Seorang kawan bercerita kepada kami bahwa kondisi para buruh asal China di tempat pengolahan tambang nikel, Industrial Morowali Park (IMIP), Sulawesi Tengah tak lebih baik daripada buruh-buruh lokal.

Menurut kawan kami, memang dari segi upah para buruh China masih lebih besar daripada buruh lokal bahkan diberi mess untuk beristirahat. Tapi untuk urusan keselamatan, kesehatan dan kerja (K3) sama buruknya.

Tak sedikit para buruh China yang menjadi korban kecelakaan kerja akibat ledakan tungku di Smelter nikel atau mengidap penyakit akibat kerja. Namun, kasusnya jarang terdokumentasikan oleh pemerintah maupun perusahaan.

Ada sebuah fakta yang bikin kami mengelus dada dan banyak menghela nafas. Di balik upah yang dibilang cukup besar, rupanya paspor dan visa para buruh China ditahan oleh perusahaan. Hal ini menyebabkan mereka sulit untuk keluar dari area IMIP, dan pulang ke kampung halaman bertemu sanak keluarga.

Selama ini kami hanya mendapatkan informasi-informasi dari pemberitaan yang berseliweran di media sosial dan media massa. Maklum, buruh-buruh digital macam kami ini lebih banyak menghabiskan waktu di belakang meja piranti komputer, dan belum memiliki kesempatan untuk melihat langsung kondisi di lapangan.

Bahkan tak banyak orang mengetahui berapa jumlah buruh China yang bekerja di IMIP. Berbagai sumber mengatakan, ada 4000 buruh China dari total 49.000 buruh di IMIP, ada juga yang mengatakan 5000 buruh China yang bekerja di sana.

Kami menduga minimnya kisah buruh pengolahan nikel asal China, karena pemerintah melalui sistem pendataannya lebih senang menceritakan tingginya angka investasi ketimbang kondisi pekerjanya.

Nampaknya kami dan kawan kami memiliki keresahan yang sama soal minimnya informasi tentang kondisi buruh pengolahan nikel di IMIP. Mungkin satu pekan usai bercengkrama, kawan kami memberi informasi penting melalui pesan singkat.

“Yuk, kita bikin video soal buruh (pengelolaan) nikel China di IMIP!”

“Ini penting supaya banyak orang bisa tahu, kalo buruh china sama lokal sama nasibnya!”

“Sepakat, ayok kapan kita ngobrol?” balas kami tanpa basa-basi

Di pekan kedua Oktober 2023, kami melakukan pendiskusian ide melalui pertemuan daring. Kawan kami menggaris bawahi beberapa poin yang harus dikisahkan. Pertama, penahanan paspor dan visa oleh perusahaan; kedua, kesenjangan upah yang membangkitkan rasisme; Ketiga minimnya perlindungan kerja bagi para buruh; dan kebijakan perusahaan yang diskriminatif terhadap buruh lokal.

Kami hanya mendengar dan mencatat, sambil sesekali bertanya soal perkembangan isu tentang buruh China di tungku smelter nikel.

Video ini tersaji dalam dua bahasa (bilingual) yaitu, bahasa Mandarin dan bahasa Inggris. Tapi bagian terpentingnya, pesan solidaritas antar buruh harus tersemat di dalam video.
Sebab protes-protes buruh lokal terkait upah murah hingga tingginya angka kecelakaan kerja di IMIP dipelintir menjadi sentimen rasisme anti China dan anti buruh China.

Sesudah pertemuan daring, kami lalu melakukan riset mendalam soal IMIP dan cerita tentang kondisi kerja buruh China di tempat pengolahan nikel agar kami merajut ide cerita untuk video.

Ide cerita sudah kami dapat, kami lantas mengkonsep video dengan gaya animasi ala jepang atau akrab dengan sebutan anime. Saat kami tawarkan konsep tersebut, kawan kami sangat antusias menerimanya.

Menurut kami, karena kita hidup di era masyarakat simbol (sign society), video atau film animasi dapat mengurai kompleksitas ide cerita melalui pengayaan visual. Sehingga audiens lintas budaya dapat memahami pesan dan makna yang terkandung di dalam video secara universal.

Seperti pada bagian akhir video, kami menyimbolkan (pesan) solidaritas dengan adegan buruh China dan buruh Indonesia saling berangkulan dan memprotes kebijakan perusahaan yang sewenang-wenang terhadap buruh.

Para taipan boleh saja mengimajinasikan dirinya sebagai penguasa dunia karena menguasai tambang nikel yang menjadi merupakan bahan dasar stainless steel dan carbon steel. Bahan-bahan yang digunakan untuk memproduksi peralatan dapur, elektronik, transportasi, otomotif, militer, penerbangan, arsitektur, dan kelautan.

Kami juga tak mau kalah, kami ingin memantik imajinasi solidaritas antar buruh di tungku-tungku smelter nikel. Kami juga ingin lebih banyak cerita tentang kondisi buruh China di muka publik. sama-sama belajar bahwa pangkal masalah yang dihadapi buruh China maupun lokal adalah abainya perusahaan terhadap kesejahteraan dan keselamatan buruh.